Selasa, 11 Januari 2011

berkunjung ke balai yasa yogyakarta

    
     pada tanggal 11 januari (kaya lagunya gigi aja neh) aku sama teman satu kampus pergi untuk kunjungan industri,yap tepat jam 8.30 WIB kita baru berangkat dari kampus. perjalanan dimulai dari kampus menuju balai yasa,ga terlalu jauh sih,tapi tempatnya terlalu masuk2 bikin pusing jalannya tuh.masuk ke balai yasa disambut sama orang yang sangat ramah2. Apa lagi sama pemandu nya udah ramah,ganteng lagi (ehmmm... jadi tambah centil nih,pura2 aja banyak nanya bukan karena kepintaran sih tapi mau cari perhatian,haha....)

     kunjungan ini merupakan kunjungan pertama ku,apalagi balai yasa sendiri tempat bengkel otomotif buat kereta api yang ada di jawa dan sumatra (sayang banget di kalimantan gak ada kereta api, coba kalau ada udah tiap hari aku naikin,hehe... sedikit norak nih). dari sini aku bisa tahu banyak tentang kereta api,yah walaupun ga ngerti tentang mesin sih ..... 

     hemmmm........ Ternyata Balai Yasa Yogyakarta sudah lama didirikan pada tahun 1914. Pada awal didirikan Balai Yasa Yogyakarta bernama Centralwerkplaats yang memiliki tugas pokok melaksanakan overhoul lokomotif, gerbong dan kereta milik perusahaan swasta Nederland Indische Spoorweg Matschapij (NIS). Lalu pada tahun 1942 saat masa penjajahan Jepang Balai Yasa di ambil alih oleh pemerintah Jepang, tapi aku tidak tahu dijadikan apa Balai Yasa ini oleh Jepang. Lalu pada tanggal 28 September 1945, lebih dari sebulan pasca kemerdekaan Republik Indonesia Balai Yasa diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dengan nama Balai Karya. Baru pada tahun 1959 nama Balai Yasa digunakan dengan tugas hanya melaksanakan overhoul lokomotif. Balai Yasa Yogyakarta memiliki luas tanah sekitar 128.800 meter persegi dan luas bangunan 43.700 meter persegi. Balai Yasa Yogyakarta terletak di Kota Yogyakarta tepatnya di 1 km sebelah timur Stasiun Lempuyangan.

Ada beberapa istilah dalam pemeliharaan Lokomotif di Balai Yasa.

  1. SPA (Semi Perawatan Akhir), pemeliharaan Lokomotif sekitar 2 tahunan atau kurang lebih telah menempuh jarak dinas sejauh 325.000 km
  2. PA (Perawatan Akhir), pemeliharaan Lokomotif sekitar 4 tahunan atau kurang lebih telah menempuh jarak dinas sejauh 650.000 km
  3. PB (Perbaikan) di lakukan pada setiap saat mengalami gangguan yang tidak dapat diatasi oleh bengkel kecil Lokomotif (Depo)
     Dari hasil kunjungan tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam Balai yasa tersimpan banyak sekali lokomotif-lokomotif diesel yang unik dan langka dalam keadaan rusak. Lok-lok itu menunggu untuk dijadikan besi tua dan ditumpuk begitu saja di sebelah Balai yasa. Karena setelah dibiarkan begitu lama, bangkai-bangkai lok itu sampai ditumbuhi semak belukar. Nasib 

lokomotif-lokomotif diesel 

tersebut memang tidak jelas, karena untuk sekedar menjualnya dalam besi tua saja dibutuhkan prosedur yang panjang dan berbelit, konon sampai harus meminta persetujuan dari Departemen Perhubungan. Selama menanti kejelasan, lok-lok itu dibiarkan berkarat di halaman Balai Yasa. saya pun berkesimpulan bahwa sangat sayang sekali jika lok-lok yang merana itu dibesituakan dan dilebur hingga hilang sama sekali. Akibatnya generasi yang akan datang tidak bisa lagi melihat lok-lok itu secara langsung karena hanya terekam di dalam foto-foto saja. coba yah dibangun museum kereta api baru yang akan menyimpan lok-lok diesel langka untuk dipreservasi, paling tidak satu unit saja dari setiap kelas.



D' cilz